Informasi Kaltim
Balikpapan |
Bontang |
Kutai Kertanegara |
Kutai Timur |
Paser |
Samarinda |
Artikel Menarik
Gaya Hidup |
Kesehatan |
Pekerjaan |
Pengetahuan |
Olah Raga |
Perkotaan dan Pinggiran, Hadapi Masalah Jalan |
Persoalan pembangunan Samarinda memang kompleks. Begitu banyak keluhan disampaikan warga tentang perbedaan kawasan perkotaan dengan pinggiran. Bahkan yang berada di perkotaan pun tidak merasakan hasil pembangunan yang maksimal. Sebut saja bagaimana Jalan Kurnia Makmur di Kecamatan Samarinda Seberang, sudah bertahun-tahun tidak merasakan jalan yang bagus dan fasilitas air. Padahal dua hal itulah untuk yang jadi ukuran warga. Wali kota berganti orang, ternyata tidak satu pun yang melirik keberadaan mereka.
Yang berada di dalam kota, perbaikan jalan terlihat lebih sering. Tapi malah tak memperlihatkan hasil maksimal. Tengok saja bagaimana Jalan Biawan ternyata harus diperbaiki setiap tahun. Bahkan selama beberapa tahun ini, Kaltim Post selalu memberitakan keluhan warga tentang jalan yang dilubangi (tanda-tanda akan diperbaiki) lalu ditinggalkan kan sekian lama. Tahun lalu, warga sudah meminta jalan menggunakan rigid pavement karena selalu rusak akibat tergenang air ketika hujan. Ternyata tak digubris, saat ini terlihat hanya akan diaspal. Kemarahan warga juga tampak di Jalan KH Samanhudi. Protes warga dilakukan dengan menanam pisang. Entah bagaimana, jalan utama itu sudah bertahun-tahun mengalami nasib tak pernah disentuh perbaikan. Hanya betonisasi yang memungkinkan jalan tahan terhadap banjir. Jauh di pinggiran, kondisi Kecamatan Samarinda Seberang, Palaran, Samarinda Utara, Samarinda Ilir (kawasan pinggiran), dan Sungai Kunjang juga mengalami nasib tak beda jauh. Bahkan dari luas jalan yang mencapai 500-an kilometer, hampir 60 persen yang rusak. Perbaikan yang dilakukan pemkot sejauh ini baru tahap tambal sulam. Bukan membuat jalan yang tahan hingga bertahun-tahun lamanya. Kawasan perumahan pun mengalami hal yang sama. Hampir sebagian besar perumahan yang ada di Samarinda (yang telah diserahkan pengembang) kondisi jalannya kurang bagus. Ketua DPRD Samarinda Siswadi yang berkunjung ke Perumahan Sambutan Permai pun melihat, betapa jalan di kawasan perumahan memang memerlukan perhatian serius. “Memang inilah kondisi ril yang dialami Samarinda. Begitu banyak jalan yang rusak. Memerlukan perhatian pemerintah kota. Saya setuju kalau jalan yang lingkungan menggunakan metode betonisasi. Kalau tahan lama, pemkot tidak perlu setiap tahun menyediakan anggaran. Apalagi dari sisi perbaikan relatif lebih gampang,” ungkapnya. Komentar tentang jalan yang rusak juga datang dari Nurdinsyah, warga RT 11 Jalan Jelawat Kelurahan Sidodamai. Saat diwawancarai Kaltim Post beberapa waktu lalu, Nurdinsyah meminta, jalan di wilayahnya diperbaiki karena selama ini sering jadi jalur alternatif. Tentang parit, ada juga keluhan yang disampaikan warga Amiruddin, ketua RT 24 Kelurahan Air Hitam. Ia menyebut, pemkot harus mengeruk parit yang buntu di kawasannya, karena jadi penyebab banjir,” sebutnya. Sementara itu, ungkapan keprihatinan atas kondisi jalan di Samarinda juga disampaikan Sudarno, anggota Komisi III DPRD Samarinda. “Saya benar-benar prihatin dengan kondisi ini. Begitu banyak jalan yang rusak akibat dipakai kegiatan tambang batu bara. Kenapa semua itu terjadi, karena Dishub dan Distamben tak tegas menindak mobil besar itu,” ungkapnya |